Laba Bersih Charoen Pokphand (CPIN) Naik Jadi Rp3,18 Triliun

Sumber: market.bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten unggas PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) membukukan kenaikan penjualan sampai pengujung kuartal III/2022. Laba CPIN pada sembilan bulan pertama 2022 juga kembali naik.

Berdasarkan laporan keuangan yang belum diaudit, dikutip Selasa (1/10/2022), penjualan Charoen Pokphand per September 2022 mencapai Rp43,43 triliun, naik 15,54 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp37,59 triliun.

Penjualan CPIN terutama ditopang oleh penjualan ayam pedaging yang menyumbang Rp24,18 triliun, meningkat 27,18 persen yoy dibandingkan dengan Rp19,01 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Sementara itu, segmen pakan ternak yang merupakan penyumbang terbesar kedua dengan nilai penjualan sebesar Rp10,68 triliun justru turun 0,19 persen yoy daripada Rp10,70 triliun di akhir kuartal III/2021.

Segmen anak ayam usia sehari (day old chicken/DOC) juga mengalami penurunan menjadi Rp1,18 triliun, dari Rp1,68 triliun. Sementara itu, penjualan ayam olahan naik 23,27 persen yoy menjadi Rp6,27 triliun dari sebelumnya Rp5,08 triliun.

Kenaikan penjualan CPIN juga diikuti dengan meningkatnya beban pokok penjualan, dari Rp31,62 triliun menjadi Rp36,51 triliun. Kenaikan terutama disumbang dari pos bahan baku yang digunakan yang mencatatkan kenaikan sebesar 15,10 persen secara tahunan menjadi Rp31,05 triliun. Pada Januari-September 2021, beban bahan baku berada di angka Rp26,97 triliun.

Kenaikan beban pokok penjualan yang lebih rendah dari kenaikan penjualan membuat laba kotor CPIN naik 16,01 persen yoy dari Rp5,96 triliun per September 2021 menjadi Rp6,92 triliun.

Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 19,05 persen menjadi  Rp3,18 triliun dari Rp2,67 triliun pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Di sisi lain, jumlah aset Charoen Pokphand tercatat meningkat 11,69 persen menjadi Rp39,59 triliun per September 2022, dari Rp35,44 triliun pada 31 Desember 2021. Kenaikan terutama disebabkan oleh bertambahnya persediaan dari Rp7,65 triliun pada akhir 2021 menjadi Rp9,73 triliun per September 2022.

Liabilitas Charoen Pokphand juga meningkat sebesar Rp2,73 triliun menjadi Rp13,03 triliun dari sebelumnya Rp10,29 triliun. Kenaikan disebabkan oleh bertambahnya utang bank jangka pendek senilai Rp1,11 triliun sehingga menjadi Rp5,69 triliun.