Ketua Umum Pinsar Singgih JanuratmokoKetua Umum Pinsar Singgih Januratmoko
Ketua Umum Pinsar Singgih Januratmoko
Ketua Umum Pinsar Singgih Januratmoko

Penyebaran virus corona (COVID-19) di Indonesia menyebabkan harga ayam terus menurun. Berkurangnya aktivitas masyarakat demi mencegah penyebaran corona ternyata menyebabkan permintaan akan komoditas tersebut semakin menurun bahkan hingga 50%

Seorang peternak yang bernama Kadma Wukata mengatakan, harga ayam hidup di tingkat peternak menyentuh level Rp 11.000 per kilogram (kg), jauh di bawah biaya pokok produksi sekitar Rp 18.000.

“Kita susah mengeluarkan ayam, karena permintaan turun. Pasar sudah banyak yang tutup, warung-warung makan banyak yang tidak buka, karena masyarakat ke mana-mana sudah tidak boleh. Perusahaan besar juga mengandalkan pasar becek untuk menjual ayamnya. Akibatnya kami peternak kecil semakin turun. Penurunan sudah diatas 50%, sejak mulai pembatasan sosial, ” kata Kadma dalam keterangan resmi Perhimpunan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) yang dikutip detikcom, Jumat (3/4/2020).

Saat ini, peternak skala UMKM yang jumlahnya mencakup 80% dari total peternak Indonesia terancam gulung tikar. Pasalnya, sekitar 20.000 peternak ayam skala UMKM itu sudah merugi.

Jika dilihat dari sisi harga jual saja, kerugian yang sudah harus ditanggung peternak bisa mencapai Rp 7.000/kg. Rata-rata, satu ekor ayam beratnya 1,5 kg. Sehingga kerugian ketika menjual satu ekor ayam sekitar Rp 10.000.

“Ini baru dua minggu. Belum sebulan. Sebulan akan rugi berapa? Karena kondisi seperti ini bisa stuck. Belum ada pencerahan. Di beberapa kabupaten menerapkan karantina parsial itu pengaruh orang jadi nggak bisa kemana-mana,” keluhnya.

Kadma menyatakan, saat ini peternak butuh urunan tangan pemerintah. Caranya dengan mengembalikan harga di tingkat peternak menjadi minimal Rp 18.000 sebagai harga acuan sehingga peternak tak rugi.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Pinsar Singgih Januratmoko menuturkan, pemerintah bisa membantu peternak dengan membeli ayam yang stoknya berlebih ini. Nantinya, ayam itu bisa dikucurkan dalam program operasi pasar.

“Pemerintah buat pasar murah bentuknya tidak hanya beras, uang tunai tapi juga dalam bentuk daging ayam,” tutup Singgih.

Narasumber : https://finance.detik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *