UPAYA TEKNIS MANAJEMEN STRES PADA BROILER MODERN DALAM PERSPEKTIF KONSEP MILEU
Di Ciamis, ambruknya harga ayam pedaging tidak hanya dialami ayam ras pedaging layer (pejantan) saja. Namun juga dirasakan oleh peternak ayam ras pedaging jenis  broiler (BR). Bahkan harga ayam broiler di tingkat peternak di Ciamis sebagai sentra perunggasan rakyat di Jabar sudah lebih dulu jatuh tersungkur.

Di Ciamis, ambruknya harga ayam pedaging tidak hanya dialami ayam ras pedaging layer (pejantan) saja. Namun juga dirasakan oleh peternak ayam ras pedaging jenis  broiler (BR). Bahkan harga ayam broiler di tingkat peternak di Ciamis sebagai sentra perunggasan rakyat di Jabar sudah lebih dulu jatuh tersungkur.

“Hari ini harga ayam broiler di kandang peternak hanya kisaran Rp 10.000/kg. Tidak ada yang beli, malah ada yang datang nawarnya cuma Rp 6.000/kg. Tak jauh beda kondisinya dengan pejantan. Pasar benar-benar lumpuh,” ujar Sekretaris Perkumpulan Peternak Ayam Priangan (P2AP) Ir H Kuswara Suwarman MBA, kepada Tribun, Rabu (1/4/2020).

Kuswara juga bingung, ketika harga ayam di kandang petrenak babak belur, namun harga daging ayam potong BR di pasar eceran lokal Ciamis masih di kisaran antara Rp 36.000 sampai Rp 38.000/kg.

Karena tak terserap pasar, ayam telat panen kini menumpuk di kandang. Sehingga biaya produksi terus membengkak, kebutuhan pakan terus bertambah.

Dari pada berlama-lama tertahan di kandang, berkemungkinan besar peternak di Ciamis akan jual ayam di sisi jalan.

Ayam hidup seperti asongan ditawarkan kepada pengguna jalan yang lewat.

“Di Jateng sudah banyak peternak yang turun ke sisi jalan jualan ayam pedaging hidup. Ciamis mungkin juga ikutan,” katanya.

Mengadapi kondisi yang membingungkan peternak saat ini, menurut H Kuswara pihaknya sudah melayangkan surat ke Dinas Peternakan dan Perikanan Ciamis untuk meminta saran dan masukan sebagai solusi yang bisa ditempuh untuk keluar dari keterpurukan seperti yang terjadi sekarang ini.

“Misalnya dengan menyerap telur dan ayam pedaging dari peternak Ciamis untuk dibagikan bagi kepada keluarga tak mampu di Ciamis yang terdampak imbas wabah corona. Dari pada menyerap telur atau daging ayam dari luar daerah, ayam dan telur dari lokal Ciamis sudah lebih dari cukup. Peternak terbantu, warga tak mampu juga diuntungkan. Sama-sama diuntungkan. Dalam kondisi saat ini pemerintah memang harus hadir untuk mencari solusi,” harap H Kuswara yang juga pengelola peternakan ayam Tanjung Mulya Grup Panumbangan Ciamis tersebut.

Penyerapan ayam pedaging dari peternak di Ciamis tersebut menurut H Kusawara bisa saja dilakukan mulai dari tingkat desa, tinggal mengatur zonanya dengan para peternak.

Yang dibagikannya kepada masyarakat (terutama warga tak mampu) bisa berupa ayam hidup atau berupa daging ayam beku.

“Persoalan teknis bisa menyusul yang diharapkan sekarang adalah kebijakan pemerintah setempat. Yang penting peternak tidak dirugikan, bisa keluar dari kondisi yang terpuruk seperti sekarang ini. Dan warga tak mampu diuntungkan. Tetapi tentunya lewat kebijakan pemerintah setempat,” katanya.

Kondisi saat ini telah membuat peternak ayam pedaging di Ciamis benar-benar lumpuh.

Harga ayam pedaging jatuh tersungkur ke titik nadir, tak hanya ayam BR terlebih ayam pedaging jenis layer jantan.

Harga ayam BR dikandang sekarang hanya Rp 10.000 sampai Rp 11.000/kg, sementara biaya pokok produksi (BPP) kisaran Rp 18.500 sampai Rp 19.000/kg.

Narasumber : https://jabar.tribunnews.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *