PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. mencatatkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih dua digit pada semester I/2019, seiring dengan perluasan pasar baru ke China dan Vietnam tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2019, produsen cetakan sarung tangan itu membukukan penjualan seebesar Rp175,80 miliar atau 13,09% dibandingkan dengan semester I/2018 sebesar Rp155,45 miliar. Penjualan ekspor masih memberikan kontribusi terbesar yakni 92,32%, sedangkan 7,68% lainnya berasal dari penjualan lokal.

Penjualan ekspor tumbuh 6,91% menjadi Rp162,30 miliar. Begitu pula, penjualan lokal melesat 270,88% menjadi Rp13,50 miliar.

Sementara itu, laba bersih naik 23,49% secara tahunan, dari Rp36,54 miliar pada semester I/2018 menjadi Rp45,11 miliar pada semester I/2019.

Presiden Direktur Mark Dynamics Indonesia Ridwan Goh menjelaskan, penjualan meningkat seiring dengan kenaikan permintaan cetakan sarung tangan keramik yang merupakan produk utama perseroan. Secara global permintaan masih bertumbuh dan terbuka pasar baru.

Hal ini berimbas pada pencapaian kinerja emiten dengan kode saham MARK ini, yang merupakan pemasok utama cetakan sarung tangan keramik. Pertumbuhan penjualan juga didorong oleh penjualan ekspor ke China dan Vietnam sebagai pasar baru perseroan.

Ridwan mengatakan, kontribusi China dan Vietnam sebagai pasar baru sekitar 15% di semester I/2019. Adapun, kontribusi terbesar masih berasal dari penjualan ekspor ke Malaysia sekitar 60%.

“Kontribusi pasar baru di semester I meningkatkan penjualan, sekitar 15%. Untuk semester II masih diharapkan akan meningkat,” katanya pada Selasa (13/8/2019).

Sementara itu, laba yang tumbuh dua digit pada separuh pertama tahun ini didukung dengan efisiensi dari skala produksi yang mencapai kapasitas ekonomi, serta efisiensi penggunaan bahan baku dan biaya overhead.

Meski penjualan dan laba bersih hingga semester I/2019 belum mencapai dari separuh target tahun ini, perseroan optimistis dapat mencapai target yang yang dipasang. Adapun, target penjualan sepanjang tahun ini sebesar Rp360 miliar dan laba bersih Rp100 miliar.

Perseroan tetap konsisten melakukan efisiensi di bidang produksi sebagai strategi mendorong kinerja pada semester II/2019. Selain itu, perseroan telah mengamankan permintaan dari pelanggan sekitar 80% dari kapasitas produksi pada periode tersebut.

“Dengan target laba bersih Rp100 miliar pada tahun ini. Dengan price to earnings [PE] sebesar 20 kali dan profit margin sebesar 26%, MARK merupakan perusahaan dengan prospek yang menarik,” ibuhnya.

Pada penutupan perdagangan Selasa (13/8/2019), saham MARK melemah 0,82% ke level Rp486. Di level harga itu, kapitalisasi pasar MARK senilai Rp1,85 triliun.

Narasumber : market.bisnis.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *