Kekurangan jumlah tempat pakan dan minum, serta kepadatan yang tinggi, dapat menyebabkan kasus kanibalisme, meningkatnya angka kesakitan, bahkan kematian yang berakibat pada kegagalan panen. (Foto: Infovet/Ridwan) |
Usaha ayam broiler di dalam negeri terus meningkat, baik usaha budidaya maupun usaha pembibitan (breeding farm), sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan daging ayam dan meluasnya usaha kuliner berbahan daging ayam. Untuk itu, peternak broiler dituntut menyediakan ayam broiler yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal), di mana untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan manajemen dan pengetahuan peternak yang mumpuni sesuai standar.
Salah satu manajemen perkandangan yang sering kerap dianggap enteng oleh peternak ialah penyediaan tempat pakan dan minum ayam yang harus sesuai dengan populasi dan kepadatan (density). Padahal hal ini sangat berpengaruh pada keseragaman (uniformity), laju pertumbuhan dan kesehatan ternak itu sendiri.
Pada umumnya konsumen, baik pribadi atau usaha kuliner, menyukai ayam pedaging yang berbobot padat, seragam dan higienis. Ayam broiler yang tidak seragam, cacat, kurang sehat, cenderung akan ditolak konsumen, yang berarti kerugian bagi peternak.
Kebutuhan Tempat Pakan dan Minum
Tempat pakan dan minum yang tidak sesuai populasi ayam yang dipelihara akan berakibat pada terjadinya kompetisi pada masing-masing ternak dan menyebabkan keseragaman bobot badan tidak tercapai.
Berikut ini disajikan standar pemeliharaan broiler, baik komersial (budidaya), breeder pullet dan breeder production, seperti pada Tabel 1 berikut:
Jenis ayam
|
Jenis lantai
|
Umur (minggu)
|
Luas per ekor (cm2)
|
Luas tempat pakan per ekor (cm2)
|
Luas tempat minum per ekor (cm2)
|
Broiler Komersial
|
Floor
Floor
|
0–4
4–8
|
279
697
|
2,5
2,5
|
0,5
0,5
|
Broiler Breeder Pullet
|
Floor
Floor
Floor
|
0–8
9–16
16–20
|
743
1.208
1.858
|
2,5
7,6
10,2
|
1,3
1,5
2,5
|
Broiler Breeder Production
|
Floor
Slat–Floor
|
≥ 20
≥ 20
|
2.322
1.858
|
10,2
10,2
|
5,0
5,0
|
Luas permukaan tempat pakan dengan sistem talang (memanjang) untuk setiap ekor ayam broiler yang berumur 5-7 minggu adalah 5-7,6 cm, sedangkan untuk tempat pakan berbentuk tabung (diameter 38 cm) atau kapasitas 5 kg, satu buah tempat pakan model tabung dapat dipakai 30-35 ekor ayam.
Sementara tempat minum, baik tipe talang memanjang, galon manual, galon otomatis, maupun nipple harus selalu berisi air, karena kekurangan air minum akan berdampak buruk pada pertumbuhan dan keseragaman bobot ayam.
Seperti pada Tabel 2 berikut, disajikan keperluan luas permukaan tempat minum ayam broiler.
Umur ayam (minggu)
|
Talang otomatis atau biasa (ekor/cm2)
|
Kebutuhan tempat minum untuk 1.000 ekor
|
|||
Talang yang panjangnya 2,4 m (buah)
|
Tipe kubah (galon)/(buah)
|
Tipe cups (buah)
|
Tipe nipple (buah)
|
||
0–8
|
2,0
|
4
|
16
|
94
|
94
|
9-panen
|
2,8
|
6
|
22
|
138
|
138
|
Perhatikan Kepadatan
Setelah peralatan tempat pakan dan minum dilengkapi sesuai standar, jumlah pemberian air minum juga harus sesuai dengan kebutuhan ayam agar pertumbuhannya berlangsung normal, seperti disajikan pada Tabel 3 berikut:
Umur ayam (minggu)
|
Jumlah air minum (liter/100 ekor/hari)
|
1
|
3,80
|
2
|
5,70
|
3
|
7,60
|
4
|
9,90
|
5
|
12,90
|
6
|
16,00
|
7
|
18,00
|
8
|
20,80
|
9
|
22,70
|
10
|
24,60
|
Selain itu, kepadatan dan luas lantai juga perlu diperhitungkan karena erat hubungannya dengan rencana akhir/target berat ayam yang akan dipanen. Perhitungan ini harus dilakukan karena adanya hubungan nyata antara kepadatan ayam dengan pertumbuhan, konversi pakan dan tingkat kematian (mortality), di mana semakin berat bobot ayam yang akan dipanen, kepadatan harus semakin rendah sepeti pada Tabel 4 berikut:
Berat ayam hidup (kg)
|
Luas lantai (m2/ekor)
|
Kepadatan (ekor/m2)
|
Daging yang dihasilkan (kg/m2)
|
1,36
|
0,05
|
20,0
|
28,0
|
1,82
|
0,06
|
16,7
|
30,3
|
2,27
|
0,08
|
12,5
|
28,4
|
2,72
|
0,09
|
11,1
|
30,2
|
3,18
|
0,11
|
9,10
|
29,0
|
Efek lainnya dari kekurangan jumlah tempat pakan dan minum, serta kepadatan ayam yang tinggi, adalah timbulnya kasus kanibalisme, meningkatnya angka sakit (morbidity) dan tingkat kematian, yang notabenenya akan menyebabkan kegagalan panen. (SA)