SERAPAN DAGING AYAM BERKURANG, PETERNAK DIMINTA TURUNKAN PRODUKSI
SERAPAN DAGING AYAM BERKURANG, PETERNAK DIMINTA TURUNKAN PRODUKSI

Anjloknya harga daging ayam potong di pasaran saat ini disebabkan produksi berlebih di tengah permintaan yang menurun hingga 50 persen. Kondisi ini membuat pelaku usaha melakukan mulai mengurangi jumlah produksinya. Sehingga kerugian bagi peternak ayam bisa sedikit ditekan. Meski begitu, mengurangi produksi secara bersama-sama juga bukan upaya yang mudah.

Ketua Perhimpunan Isan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) Broiler Bali Ketut Yahya Kurniadi mengatakan, mengurangi produksi bersama-sama itu bukan persoalan yang mudah.

“Karena saat ini kondisi daya beli masyarakat menurun, sehingga diperlukan adanya kesepakatan antara peternak, baik perorangan ataupun perusahaan untuk menurunkan jumlah produksi,” jelasnya.

Saat ini, dikatakannya, jumlah ayam di peternak surplus, bahkan banyak ayam dengan berat 3 kilogram di peternak. Jika tidak ditata, maka akan terjadi ke depan, yang memiliki modal paling kuat akan bisa bertahan. Sementara peternak dengan modal pas-pasan akan sulit bertahan, hingga akhirnya berpengaruh terhadap pemutusan tenaga kerja.

Dengan demikian, Yahya mengatakan, pihaknya mengharapkan dukungan dari pemerintah untuk ikut mengendalikan produksi. Pengurangan produksi ini diharapkannya memang dirasakan dan diikuti semua peternak.

Disinggung soal pengendalian dari sisi DOC, Yahya menerangkan, itu memang penyelesaian yang bagus dengan memangkas produksi sumber (bibit).

“Namun permasalahan yang terjadi di lapangan tidak sesimpel itu. Karena produksi doc di Bali saat ini sudah sangat mencukupi kebutuhan peternak dan kebutuhan pasar,” ungkapnya.

Saat ini, harga DOC di Bali lebih mahal dibandingkan DOC yang didatangkan dari Jawa. Hal ini diakuinya juga menimbulkan masalah baru. Tidak sedikit peternak yang bermain dengan mendatangkan DOC dari Jawa.

“Harga doc di Bali Rp 4.500 per ekornya. Sementara di Jawa Rp 2.500 per ekor. Ini menjadi sumber permasalahan, dan memancing peternak mengambil doc dari Jawa, sehingga produksi di Bali tetap surplus,” tambahnya.

(INF)

Sumber : http://www.majalahinfovet.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *