Virus Flu Babi Afrika Serang NTT, Peternak Rugi Puluhan Juta
VirusAfrican Swine FeveratauFlu Babi Afrikatelah menyerang babi di enam kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur (NTT). Akibatnya, peternak babi di enam daerah itu menelan kerugian hingga puluhan juta rupiah.
“Akibat virus ini, babi saya di kandang habis, dan kerugian mencapai Rp 50 juta,” kata peternak asal Kota Kupang, Melianus Tatuin kepada Tempo, Kamis, 5 Maret 2020.
Dia mengaku memiliki babi sebanyak 30 ekor, namun setelah terserang virus babi ini, seluruh babi yang ada di kandang mati. “Kandang sudah kosong, semua babi mati. Tidak ada satu pun yang terjual,” kata Melianus.
Para peternak menyesalkan sikap pemerintah daerah setempat yang tidak tanggap terhadap penyebaran virusflu babiini. Padahal pada September 2019 lalu, dia sudah mengeluhkan sejumlah babi miliknya mati mendadak.
Saat berita wabah yang menyerang babi itu viral, pemerintah langsung bereaksi. Bahkan, petugas dari Bali, turun ke Kupang dan mengambil sampel darah babi yang mati. “Sampel darah babi yang mereka bawa ke Bali belum diumumkan dan tidak diketahui sama sekali atau hilang kabar sampai hari ini,” Melianus menambahkan.
Dia mengaku modal untuk memelihara ternak babi ini diambil dari dana Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PEM) yang merupakan bantuan modal usaha dari Pemerintah Kota Kupang kepada masyarakat. “Imbasnya pada pengembalian dana PEM ini akan mandek,” katanya.
Karena itu, dia meminta kepada pemerintah agar memperhatikan masalah ini, dan memberi bibit ternakbabiyang baru. Mau beli anakan babi, uang dari mana lagi,” ia mengeluh.
Berdasarkan data Dinas Peternakan NTT, jumlah babi mati akibat ASF mencapai 2.983 babi yang tersebar di lima kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) mati, akibat terserang virus African swine fever (ASF)atau flu babi Afrika. Karena itu, Pemerintah NTT menetapkan status siaga satu virus demam babi Afrika.
“Sementara ini, kita masuk kategori siaga satu agar tidak menjangkit ke tempat lain,” kata Kepala Dinas PeternakanNTT,Dani Suhadi.
5 GENOTIPE FLU BURUNG DAN EKOSISTEM KESEHATAN (( Konsep jangka panjang dengan mengedepankan penataan pasar unggas hidup dan pasar tradisional sebagai tempat berinteraksinya manusia, hewan dan lingkungan harus dilihat sebagai bagian dari…
KETIKA BIOSECURITY SELAMATKAN PETERNAKAN UNGGAS Kisah-kisah ini merupakan kisah kilas balik. Dengan kisah yang telah berlalu beberapa tahun saat wabah Avian Influenza merangsek dunia peternakan kita, kita dapat belajar banyak…
OBAT HEWAN DAN OTONOMI DAERAH Banyak permasalahan obat hewan (OH) terkait dengan otonomi daerah yang dipertanyakan kalangan obat hewan dari berbagai daerah di seluruh tanah air. Suharyanto SH dari Biro…
Ketika Kasus Flu Burung Tutupi Rabies Liputan Khusus Infovet edisi 171 Oktober 2008(( Jangan remehkan kasus Rabies meski tertutup kasus Fu Burung. ))Dalam melakukan surveilans AI pada burung liar, Merk vaksin…
PENYAKIT 2006, KEBANGKRUTAN, PEMBERANTASAN DAN KESERIUSAN (( Penyakit-penyakit itu jelas merugikan dan membangkrutkan dunia peternakan serta bahkan juga memungkinkan manusia tertular. Ada yang dapat menyebabkan kerugian langsung yang dapat dilihat dan…
AI, SIAPA TAKUT? | Majalah Infovet I Majalah… ((Yang harus dilakukan adalah jelas, tempatkan semua pada porsinya masing-masing. Biosecurity harus tetap jalan terus, maka dalam Fokus kali ini dibahas masalah penanganan peternakan yang…
TAHUN BERGANTI, MUSIM BERUBAH, PERNAFASAN BERPOLAH (( Pada layer atau broiler pun demikian, penyakit pun masih tercatat sebagai penyebab kerugian terbesar di peternakan. Dari sejumlah besar penyakit yang dapat menyerang ayam,…
“FLU BURUNG: KITA TIDAK PERLU TAKUT!” (( Kecil kemungkinan terinfeksi dari daging dan telur selama kita tidak mengkonsumsi daging atau telur burung dalam kondisi mentah. Peluang terjadinya infeksi pada peternak sendiri…
Jumlah Babi Mati di Bali Dekati Angka 3.000 Ekor Angka kematian ternak babi di Bali terus bertambah. Hingga kini jumlah ternak babi yang mati di Bali sudah mendekati angka 3.000 ekor. Kabid Kesehatan…