Foto: Dok. Kementan

Kegiatan edukasi serta
sosialisasi dalam memilih dan memperlakukan yang baik digelar Kementerian
Pertanian (Kementan) pada Tani On Stage
(TOS) Dago, Bandung, Minggu (4/8).

“Daging harus
ditangani baik. Sebagai contoh pencacahan daging . Jika penanganannya
tidak baik maka akan berpotensi menyumbangkan 10.000-100.000 kuman per
menitnya,” kata Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian,
Syamsul Ma’arif.
Ditengah antusiasme ratusan masyarakat
yang hadir, Kementan melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
(Dirjen PKH) memberikan pemahaman tentang bagaimana memilih, menangani,
motongan, mengemas, menyimpan hingga membagikan daging dan hewan kurban kepada
masyarakat.
Ma’arif menyatakan Kementan telah
melakukan serangkaian upaya mulai dari penyediaan regulasi, sosialisasi,
pembinaan dan juga pemeriksaan serta pengawasan daging dan hewan kurban. Bahkan
Kementan sudah membangun fasilitas percontohan pemotongan hewan kurban di 21
lokasi, yaitu Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Papua, DKI Jakarta, Jawa
Tengah, Banten, dan NTB.
Pihaknya telah melakukan
koordinasi dengan Dinas yang Membidangi Fungsi Peternakan, dan Kesehatan Hewan
di seluruh provinsi, dan saat ini stok hewan kurban lokal dinyatakan cukup
untuk memenuhi kebutuhan.
“Kami perkirakan tahun ini
akan terjadi lonjakan permintaan 10 persen lebih tinggi dari 2018, dan kami
sudah antisipasi kebutuhan masyarakat ini,” kata Ma’arif.
Sementara itu Kepala Dinas
Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Koesmayadie mengatakan
bahwa pihaknya berkomitmen melaksanakan prinsip ASUH hewan kurban tersebut.
Provinsi Jawa Barat sudah menyiapkan 880 personil untuk melaksanakan
pemeriksaan kesehatan hewan dan daging kurban.
“Demi menjaga kualitas hewan
kurban, masyarakat sebaiknya membeli hewan kurban yang sudah dikalungkan label
“Sehat, Telah Diperiksa” oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
Provinsi Jawa Barat,” jelas Koemayadie.
Dosen Fakultas Kesehatan Hewan
Institut Pertanian Bogor (IPB) Denny Wijaya Lukman secara detail menjelaskan
aspek teknis dalam mengidentifikasi daging dan hewan kurban yang baik.
Denny menguraikan, terkait hati
hewan yang ditemukan cacing. Menurutnya, kondisi seperti itu daging hewan
tersebut masih layak dikonsumsi, akan tetapi organ atau bagian yang terdapat
cacing dibersihkan jika dan jika mengeras harus di buang.
Kepala Biro Humas dan Informasi
Publik, Kuntoro Boga Andri selaku penggagas event TOS ini mengatakan pihaknya
akan terus melanjutkan kegiatan edukasi ini, agar memberikan banyak informasi
program dan tips pertanian bagi masyarakat.
“Banyak Informasi yang
Kementan miliki. Kami siap memberikan edukasi agar makin banyak petani muda dan
masyarakat yang mendukung program Kementan,” kata Kuntoro. (Rilis/INF)      

Agribiz Network

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *