Ikan sidat

Ikan sidat adalah nama lain dari unagi dalam istilah Jepang, potensi usaha budidaya ikan sidat mulai menjadi incaran investor asing.

Ikan sidat berasal dari Indonesia, terutama dari perairan Samudera Indonesia. Berdasarkan penelitian, dari 18 spesies sidat yang ada di dunia ternyata 12 spesies ada di Indonesia. Hal ini dianggap sebagai daerah asal-usul (home land) ikan sidat dari jenis Anguilidae, atau ikan sidat dunia. 

Melihat fakta di atas, budidaya ikan sidat bisa dijadikan sebagai bisnis. Budidaya ikan sidat tidak harus di tempat yang luas dengan fasilitas lengkap. Namun, budidaya ikan sidat bisa menjadi bisnis rumahan.

Ada dua jenis kolam dalam membudidayakan ikan sidat yang populer di Indonesia yaitu kolam beton dan kolam terpal. Pada kolam beton, siapkan kolam beton kira-kira berukuran panjang 2×2 meter dengan tinggi 0,8 meter. Kemudian isikan dengan air setinggi 0,4 meter dengan debit air sekitar 15 liter/menit.

Kemudian, pada kolam terpal perlu disiapkan kerangka kolam dapat menggunakan besi ataupun kayu, untuk sisinya buat pagar dari bambu atau kayu. Letakan alas sebelum memasang terpal, alas dapat berupa sekam padi ataupun karpet, yang terpenting hindari dari benda tajam agar terpal tidak sobek, kemudian pasang terpal dan ikat pada kerangkanya.

Jenis kolam masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya, kolam beton lebih praktis dalam pembuatannya dibandingkan dengan kolam terpal. Namun kolam terpal memiliki suhu yang cenderung lebih stabil dan memudahkan ketika panen.

Ikan berlendir ini memiliki bentuk memanjang seprti ular dan belut dengan panjang bisa mencapai 6 meter. Ikan sidat memiliki kandungan gizi yang tinggi dengan rasa daging yang lezat sehingga banyak disajikan di berbagai restoran khususnya restoran Jepang.

Di jepang sendiri ikan sidat dihidangkan dengan cara dibakar yang disajikan di atas nasi.  Namun di Jepang ikan sidat sudah menjadi ikan yang langka, di negaranya hanya mampu diproduksi sekitar 30 persen dan sisanya 70 persen hasil dari impor dari negara negara lain termasuk dari di Indonesia.

Permintaan ikan sidat di dalam negeri sebenarnya cukup tinggi, hanya saja jumlah petani sidat di Indonesia masih sangat terbatas. Oleh karena itu harga ikan sidat Indonesia menjulang tinggi. Hal ini tentu menjadi peluang bisnis rumahan yang sangat potensial karena tingginya permintaan dari negara sakura tersebut.

Permintaan ikan sidat sebenarnya bukan saja berasal dari Jepang, negara – negara seperti China, Taiwan, Hongkong dan Korea merupakan beberapa negara yang memiliki jumlah konsumen terbesar ikan sidat di dunia.

Di Indonesia sendiri, sudah banyaknya restauran Jepang yang menyediakan menu ikan sidat maka permintaan akan ikan sidat semakin meningkat dan sampai sekarang belum terpenuhi jumlahnya. Sehingga kesempatan untuk mendulang rupiah dari bisnis budidaya ikan sidat rumahan ini masih sangat terbuka lebar.

Secara umum, harga ikan sidat masih belum terjangkau untuk masyarakat kebanyakan karena harga perkilogramnya mencapai Rp. 300.000 – Rp.  600.000/kg. Harga yang cukup mahal tentunya untuk saku orang Indonesia namun justru sangat menguntungkan karena dengan harga yang tinggi maka keuntungan dari bisnis budidaya rumahan  ikan sidat ini akan semakin tinggi.

Namun demikian, kendala yang biasanya terjadi pada budidaya ikan sidat ini adalah karena belum adanya teknologi yang dapat membudidayakan ikan sidat khusunya pada tahap pembenihan.

Secara biologis, cara hidup ikan sidat memang unik, ikan sidat lahir di laut namun besar di air tawar sehingga orang – orang masih kesulitan untuk mendapatkan benih. Selama ini, benih ikan sidat diperoleh dari tangkapan yang berasal dari alam sehingga jumlahnya belum banyak sehingga budidaya ikan sidat jenis masih sangat terbatas.

Suhu dan pH Air Budidaya Ikan Sidat

Suhu kolam ikan sidat harus diperhatikan secara cermat, suhu kolam yang paling baik untuk membudidayakan ikan sidat berkisar 28 – 30 derajat celcius. Sebaiknya saat mencari lokasi budidaya usahakan yang sedikit teduh untuk mendapatkan hasil ikan sidat yang berkualitas bagus.

Suhu kolam memiliki pengaruh besar pada tingkat kematian ikan sidat dikarenakan hal ini dapat menyebabkan ikan tidak nafsu makan dan sangat mudah untuk terserang penyakit. Salah satu ciri suhu kolam yang tidak teratur adalah bergerombolnya ikan di salah satu sisi kolam.

Untuk menjaga kestabilan suhu pada kolam, gunakan tanaman eceng gondok dan gunakan juga sekam padi sebagai alas kolam. Eceng gondok berfungsi sebagai penetral pada saat suhu panas, sedangkan sekam padi berfungsi sebagai isolator saat suhu sedang dingin.

Perhatikan tingkat pH air untuk membudidayakan ikan sidat, sebab ikan ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di air dengan tingkat pH 7 – 8. Mengukur pH air yang paling mudah adalah dengan cara memasukan kertas lakmus ke dalam air, kemudian diamkan beberapa saat dan perhatikan perubahan warnanya.

Jika kertas lakmus berubah warna menjadi merah itu menunjukan kadar pH dalam air tersebut terlalu asam (acid). Kemudian jika kertas lakmus berubah warna menjadi hijau, itu menunjukan kadar pH dari air tersebut terlalu basa (alkali). Terakhir jika kertas lakmus berubah warna menjadi kuning, itu menunjukan kadar PH dalam air adalah netral dan ini adalah kondisi yang baik untuk ikan sidat.

Kandungan Oksigen dan Asupan Nutrisi Ikan Sidat

Kandungan oksigen dalam air mempengaruhi proses penyerapan makanan oleh ikan sidat. Jika kandungan oksigen dalam air kurang, akan menyebabkan kolam memiliki aroma bau tak sedap, untuk membudidayakan ikan sidat dibutuhkan kandungan oksigen 1 – 2,5 ppm.

Hal yang dapat mempengaruhi kandungan oksigen meliputi suhu, tekanan air, dan kemurnian air. Agar cepat panen dan mendapatkan kualitas yang bagus, sebaiknya pembudidaya harus cermat dalam menciptakan lingkungan untuk penangkaran.

Nutrisi untuk ikan sangat penting untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal, pada umumnya ikan sidat membutuhkan nutrisi seperti lemak, karbohidrat, protein, mineral dan juga vitamin. Ini menjadi penting untuk kamu cermati karena 50 – 70% biaya budidaya adalah untuk pakan dan nutrisi. (Adit)

Analisa Bisnis Rumahan Budidaya Ikan Sidat:

Modal Tetap  
Kolam terpal sebanyak 5 buah @200ribu Rp. 1.000.000  
Selang 30 meter Rp. 75.000,-  
Alat pemompa aliran air (Aerator) 5 buah Rp. 500.000
Total Rp. 1.575.000
Biaya Operasional  
Bibit 160 ekor Rp. 2.000.000
Pakan                                                       Rp. 600.000  
Obat – obatan                                           Rp. 200.000
Total Rp. 2.800.000

Jadi, Pendapatan: 160 ekor 0,9 (SR 90%) @Rp. 60.000/ekor = Rp. 8.640.000

  1. Keuntungan penen pertama: Rp 8.640.000 – Rp. 1.575.000 – Rp. 2.800.000 = Rp 4.185.000
  2. Keuntungan setelah panen pertama (biaya modal tetap tidak dihitung): Rp. 8.640.000 – Rp. 2.800.000 = Rp. 5.760.000,-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *