Seremonial pemotongan pita pelepasan ekspor pakan unggas PT Sinar Indochem (Foto: Humas Kementan)
Direktur Pakan, Sri Widayati hadir
dalam pelepasan ekspor perdana pakan unggas produk PT Sinar Indochem sebanyak 200 ton
pakan layer ke Negara Leste dari total 300 ton.
“Ekspor pakan ke
Leste meningkat, dari sebelumnya pada tahun 2018 sebesar 4,33 ribu ton atau
senilai USD 0,785 juta menjadi sebesar 3,2 8 ribu ton atau senilai USD 1,087
juta hanya untuk semester pertama tahun 2019 (Januari-Juli 2019) saja. Ekspor
pakan tahun 2019 ini telah melebihi pencapaian volume ekspor tahun
sebelumnya,” terang Sri Widayati, Senin (30/9) di Sidoarjo, Jawa Timur.  
Sri Widayati menegaskan bahwa pemerintah
akan terus mengawal dalam pengurusan proses persetujuan ekspor secara Government to Government dengan
negara-negara yang menjadi target ekspor. “Persetujuan ekspor pakan ke negara
Leste tersebut dilakukan setelah sebelumnya diadakan Import Risk Analysis oleh Tim Delegasi Republik Demokratik Timor
Leste pada tanggal 26–28 Agustus 2019, yang difasilitasi oleh Kementerian
Pertanian,” ungkapnya.
Menurut Sri Widayati, saat ini
jumlah pabrik pakan skala besar di Indonesia mencapai 87 pabrik dengan produksi
pakan tahun 2018 sebesar 19,4 juta ton dan rencana produksi pakan tahun 2019
akan mencapai sebesar 20,5 Juta ton atau meningkat sebesar 6% dari tahun 2018.
“Sampai saat ini jumlah pabrik pakan yang telah mendapatkan sertifikat Cara
Pembuatan Pakan yang Baik (CPPB) dari Kementerian Pertanian sebanyak 70% dari
total 87 pabrik pakan yang ada, dimana salah satunya PT. Sinar Indochem,
sedangkan sisanya dalam proses audit” jelasnya.
Lanjut Sri Widayati menjelaskan
bahwa dalam rangka mewujudkan jaminan mutu dan keamanan pakan, maka setiap
tahun terus dilakukan audit CPPB terhadap pabrik pakan yang baru maupun yang
melakukan perpanjangan sertifikat CPPB. Sertifikat ini merupakan upaya
penjaminan pemerintah, sekaligus nilai tambah bagi perusahaan dan memberikan
kemudahan dalam akses untuk ekspor. Berdasarkan data BPS dan Pusat Data
Kementerian Pertanian, total ekspor komoditas peternakan ke Negara Timor Leste
tahun 2018 senilai USD 9,53 juta sedangkan data tahun 2019 bulan Januari sampai
dengan Juli tercatat senilai USD 6,27 juta.
Pada acara tersebut hadir juga Bupati
Kabupaten Sidoarjo Saiful Ilah, yang turut mengapresiasi bertambahnya pelaku ekspor
pakan ternak di tengah ketatnya persaingan merebut pasar global. Dia menegaskan,
bahwa pihaknya berkomitmen dalam mempermudah perijinan usaha untuk mendukung
berkembangnya perekonomian, serta mendorong ekspor produk dari wilayahnya.
Dukungan senada juga disampaikan
oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Wemmi Niamawati yang
menyampaikan bahwa Provinsi Jatim memiliki 24 unit feedmill dengan total kapasitas 5,7 juta ton per tahun. Saat ini
kapasitas tersebut baru berproduksi 4 juta ton per tahun. Artinya Provinsi Jawa
Timur masih mampu meningkatkan produksi pakan. Disamping itu Provinsi Jawa
Timur juga memiliki 43 unit breeding farm
unggas yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota.
“Pemerintah Provinsi Jawa Timur
berkomitmen dalam pengawasan mutu pakan yang berkualitas tinggi. Hal ini
terbukti dengan pemanfaatan alokasi APBN, APBD maupun Dana Alokasi Khusus (DAK)
untuk melaksanakan peningkatan mutu dan pengawasan keamanan pakan ternak di Provinsi
Jawa Timur”, imbuhnya.
Menutup sambutannya, Sri Widayati
berpesan bahwa dengan mulai terbukanya akses pasar, diharapkan semua pelaku
usaha dapat terus meningkatkan kuantitas maupun kualitas produk siap ekspor.
“Saya sangat berharap
produk-produk peternakan Indonesia lebih mampu bersaing di jalur perdagangan
internasional. Hal ini kiranya sekaligus dapat memotivasi para pelaku usaha
lain untuk tetap berupaya melalukan percepatan ekspor komoditas peternakan melalui
peningkatan kualitas produksi dan promosi ke negara lain,” pungkasnya.
(Rilis/INF)

 

Agribiz Network

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *