KORPORASI PETERNAKAN MEMPERKUAT PEREKONOMIAN RAKYAT
 
Dalam sejarahnya hingga yang terjadi saat ini, korporasi rakyat seperti koperasi bahkan telah mejadi lembaga penyelamat perokonomian rakyat di berbagai negara di belahan dunia. Kemajuan perekonomian rakyat telah ditunjukkan oleh peran penting koperasi-koperasi di banyak negara, seperti yang terjadi saat adanya resesi dunia pada 1930 dan pasca Perang Dunia II.

Kala itu di wilayah perdesaan di banyak negara di dunia, koperasi-koperasi pertanian mampu membantu para petani bertahan dari depresi ekonomi. Di sisi lain, yang terjadi di perkotaan, koperasi berperan penting dalam membangun kembali perumahan rakyat yang hancur semasa perang.

Korporasi milik rakyat kian menunjukkan peran nyata seperti yang terjadi di Kanada yang melahirkan Credit Union, sebuah koperasi kredit terbesar di dunia saat ini, sementara di Belanda muncul Frisian Flag yang tampil sebagai salah satu produsen susu terbesar di dunia yang berbasis pada koperasi peternakan. Produsen susu tersebut kini merupakan koperasi peternak sapi perah terbesar dunia yang berpusat di Belanda dan beranggotakan sebanyak 17.413 peternak sapi perah di Belanda dan Jerman. Di Belanda pula, telah lahir sebuah koperasi petani bernama Rabobank, yang bahkan sanggup mendirikan cabang-cabangnya di banyak negara.

Adapun di New Zealand, koperasi peternakan telah melahirkan produsen susu terkemuka yang produknya banyak diekspor ke Indonesia, yakni koperasi susu multinasional yang dimiliki oleh 10.600 peternak Selandia Baru. Perusahaan ini bahkan tercatat menguasai 30% ekspor produk susu dunia. Demikian juga di Jepang dan beberapa negara-negara Skandinavia, tidak ada usaha di sektor pertanian yang tidak dikelola koperasi.

Korporasi Peternakan

Pengembangan sebuah korporasi peternakan pernah dibahas secara mendalam dalam Indonesia Livestock Club (ILC) #Edisi06, oleh Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Dr Soeharson, beberapa waktu lalu.

Soeharsono mengemukakan bahwa korporasi peternakan sangat diperlukan untuk kemajuan peternakan ke depan dan hal itu mesti didukung dengan adanya kawasan peternakan yang merupakan gabungan dari sentra-sentra peternakan dan komponen pendukungnya yang harus memenuhi syarat batas minimal skala ekonomi pengusahaan. Kawasan peternakan itu harus dilakukan dengan efektivitas manajemen pembangunan wilayah secara berkelanjutan, serta terkait secara fungsional dalam hal potensi sumber daya alam, kondisi sosial budaya, faktor produksi dan adanya infrastruktur penunjang.

Pengembangan kawasan peternakan berbasis pada korporasi peternak tersebut merupakan strategi penting dalam pemberdayaan ekonomi rakyat, dengan tujuan dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing suatu wilayah.

Pengembangan kawasan peternakan juga dapat memperkuat sistem usaha peternakan secara utuh dalam satu manajemen kawasan, sekaligus dapat memperkuat kelembagaan peternak dalam mengakses informasi, teknologi, prasarana dan sarana publik, permodalan, hingga dalam hal pengolahan dan pemasarannya. 

Jika hal itu dapat diwujudkan, maka rantai pasok suatu produk hasil peternakan dapat terkoordinasi dalam keseluruhan proses sejak dari penyiapan awal proses produksi, serta penyaluran produk hingga ke konsumen, sejak dari proses penyediaan input, proses produksi, transportasi, pergudangan, distribusi, hingga penjualan dan pengirimannya ke masyarakat sebagai konsumen.

Pergerakan produk peternakan tersebut harus difasilitasi oleh unit usaha logistik dan transportasi khusus untuk dapat menjamin bahwa produk hasil peternakan dapat sampai kepada konsumen dengan baik, tepat waktu dan dalam kondisi kualitas terbaik. ***

Andang S. Indartono

Koordinator Badan Pengembangan Peternakan Indonesia (BPPI)

Sumber : http://www.majalahinfovet.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *