Pembangunan Pasar Ikan Modern atau PIM Palembang yang merupakan proyek Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP  ditargetkan selesai pada akhir tahun 2019.

Sekretaris Jenderal KKP, Nilanto Perbowo, mengatakan PIM Palembang merupakan pasar ketiga setelah sebelumnya ada di Jakarta dan Bandung.

“Pasar ikan ketiga ini [Palembang] menjadi pasar pertama yang berada di pusat kota,” katanya usai ground breaking PIM di Jalan MP. Mangkunegara Palembang, Rabu (28/8).

Nilanto mengatakan jika pengerjaan bisa kelar pada akhir tahun ini, maka diharapkan pada awal tahun 2020 pedagang dapat berjualan di pasar tersebut.

“Kami optimismistis selesai pada akhir tahun ini apalagi sudah ada dukungan dari Pemprov Sumsel dan Pemkot Palembang memberikan lokasi di tengah kota,” katanya.

Dia mengatakan pihaknya berharap PIM dapat meningkatkan angka konsumsi per kapita masyarakat dan membantu pemerintah untuk mempercepat penekanan angka stunting seperti arahan Presiden RI Joko Widodo.

“Pasar ikan ini akan menjadi etalase bagi masyarakat Palembang untuk memasarkan produk hasil perikanannya baik dari laut, sungai ataupun rawa-rawa di Sumsel,” katanya.

Nilanto menambahkan, dana investasi yang dikucurkan untuk membangun PIM Kota Palembang sebesar Rp24,9 miliar. Dana tersebut berasal dari APBN di kementerian tersebut.

Dengan anggaran itu, PIM Kota Palembang akan dibangun diatas lahan seluas 9.025,25 meter persegi milik Pemkot Palembang.

“Bangunannya dua lantai, konsepnya memang modern tapi bukan seperti mal, ini konsepnya sederhana, terbuka dan tidak becek. Lantai pertama untuk lokasi pasar ikan dengan total 210 lapak, di lantai duanya untuk foodcourt dan lahan parkir. Sistemnya one stop shopping sehingga saat pembeli belanja di PIM bisa minta dimasakkan di lantai 2,” jelasnya.

PIM Kota Palembang, bakal menyediakan cukup banyak fasilitas Yangon disiapkan di PIM mulai dari cold storage untuk tempat penyimpanan ikan beku, ikan segar, lahan parkir, IFM kapasitas 1,5 ton, IPAL Kapasitas 35-50 M3, Mushola, gudang dan pos jaga, serta kantor Pengelola.

“Istimewanya di pengelolaan limbahnya yang kita gunakan teknologi modern agr limbah yang dikeluarkan tidak bau dan hanya mengeluarkan limbah dalam bentuk air bersih,” jelasnya.

KKP bersama seluruh unsur di pemerintah provinsi dan kota memastikan bahwa ikan yang dipasarkan nantinya harus memenuhi syarat kesehatan, tidak boleh pakai pengawet dan higienitas ikan terjaga.

“Pemasarannya pun harus dalam kondisi nyaman, aman dan tertib sehingga ketika ada kunjungan tamu negara datang ke PIM bisa menampilkan keanekaragaman SDA di Sumsel,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur PT Karyatama Saviera Sastra Suganda menambahkan, pihaknya mengupayakan proses pembangunan selesai tepat waktu.

Sebelumnya target pengerjaan 169 hari mulai dari 15 Juni sampai 30 Desember dan sekarang progres mencapai 3,56%.

“Memang terjadi deviasi karena pada tahapan penyiapan lahan sedikit terkendala terkait kondisi lahan eksisting yang masih terdapat beberapa bangunan dalam proses penghapusan,” ujarnya.

Ia mengaku kondisi musim kemarau cukup membantu proses pengerjaan pengecoran pondasi dan pemancangan tiang pancang. Konsep bangunan pun akan menampilkan ciri khas Kota Palembang dengan atap yang berbentuk Limas.

“Sejauh ini belum ada kendala berarti. Kita optimistis ini bisa kita selesaikan tempat waktu. Rencananya pengelola PIM Kota Palembang adalah BUMD Palembang, termasuk untuk pengelolaan pedagang ikan,” jelasnya.

Sastra memastikan, masyarakat disekitar PIM juga tidak akan terdampak limbah pasar karena pengelolaan limbah sangat modern dan tidak akan menimbulkan bau amis dan sebagainya.

Narasumber : sumatra.bisnis.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *