Ratusan warga antusias mendatangi lahan kosong di RT 08 RW 02, Kelurahan Pondok Bahar, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten. Sabtu pagi, (11/1/2020) para warga terdampak banjir ini datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan pada rangkaian acara Bakti Sosial Pemeriksaan dan Pengobatan Gratis yang diselenggarakan Pinsar Indonesia , Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) serta didukung ISPI Cabang DKI, majalah Infovet, Akuakultur dan Cat&Dog.
Drh Rakhmat Nuriyanto selaku penanggung jawab acara mengatakan kegiatan ini bukan kali pertama. Beberapa hari pasca bencana banjir, Pinsar Indonesia telah mengirim telur hampir 3 ton dan 3000 kotak nasi ayam ke Kabupaten Lebak, Bekasi, dan Ciledug Tangerang.
Pada umumnya, bantuan masyarakat berupa mie instan berlimpah di daerah bencana. Dalam keadaan darurat, fase pertama bencana atau 5 hari pasca bencana, mie instan sangat membantu karena mudah disimpan dan dimasak cukup dengan air panas. Tetapi bila terus menerus mengonsumsi mie instan, akan menjadi masalah.
Warga terdampak bencana perlu tambahan makronutrien lain berupa protein, lemak, dan mineral. Karena itu, Pinsar Indonesia memberikan bantuan ayam dan telur kepada para korban. Ayam dan telur diyakini membantu mencegah penyakit pasca bencana dengan meningkatkan stamina tubuh.
RT 08/RW 02 Pondok Bahar yang dihuni 200 KK merupakan wilayah terdampak banjir yang minim bantuan, mungkin karena aksesnya cukup sulit menuju lokasi.
Beberapa warga kadang ikut bakti sosial di wilayah lain untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis. Di wilayah Kecamatan Karang Tengah pernah diadakan bakti sosial, tetapi biasanya diadakan di komplek perumahan yang akses jalannya relatif mudah dan baru pertama kali pengobatan gratis diadakan di lokasi ini. Demikian kata Murdalih, Ketua RT setempat.
Senam Kesehatan dan Hiburan
Bakti sosial ini diwarnai dengan kegiatan senam kesehatan dan senam hiburan, dilanjutkan dengan pengobatan gratis.
Koordinator Tim Medis, Dr Rashellya mengemukakan bencana banjir dapat mengakibatkan tidak hanya sakit fisik tetapi juga psikis pada para korban. Kelelahan karena usai beres-beres rumah dan gangguan psikis disebabkan kehilangan harta benda dapat mengakibatkan korban bencana rentan terhadap penyakit, bahkan sakit serius dapat terjadi pada pasca bencana.
Dengan mengajak senam hiburan, diharapkan para korban dapat tetap bugar dan melupakan sejenak kesedihan. “Kebanyakan pasien yang datang menderita diare dan ISPA (Infeksi Saluran Nafas Atas), ada pula korban yang sakit serius dan perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat,” tutur Dr Rashellya.
Bakti sosial tidak hanya dihadiri oleh warga Pondok Bahar saja, tetapi juga masyarakat sekitar yang juga korban banjir. Sunarlan warga luar RT 08 Pondok Bahar mengeluh sakit demam, batuk, sesak napas seminggu pasca bencana.
“Alhamdulillah, saya sudah diperiksa dokter dan diberi obat, sehingga tidak harus jauh ke puskesmas dan antri berlama-lama. Bakti sosial ini sangat membantu saya dan keluarga,” tuturnya.
Dari ratusan yang hadir, sejumlah 97 orang mendapat pemeriksaan/pengobatann gratis. Hadir pada acara itu tidak hanya warga yang sakit akibas banjir, warga yang sakit sebelum kejadian banjir pun ikut memanfaatkan pengobatan gratis ini.
Pasien korban banjir ditangani oleh 4 dan 8 paramedis, sehingga seluruh pasien selesai ditangani pada tengah hari.
Bakti sosial ini mungkin sangat “kecil” dibanding kebutuhan, namun bila ratusan organisasi dan ribuan LSM berkolaborasi membantu maka beban pemerintah akan lebih ringan. Rasa kesetiakawanan sosial yang merupakan jati diri bangsa Indonesia dapat terwujud nyata, tidak sekadar slogan semata.
Narasumber : http://www.majalahinfovet.com