Susi Pudjiastuti: Saya Tidak Pernah Mengalami Krisis Seburuk Saat IniSusi Pudjiastuti: Saya Tidak Pernah Mengalami Krisis Seburuk Saat Ini
Susi Pudjiastuti: Saya Tidak Pernah Mengalami Krisis Seburuk Saat Ini
Susi Pudjiastuti: Saya Tidak Pernah Mengalami Krisis Seburuk Saat Ini

Pengusaha sekaligus Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menceritakan pengalamannya dalam mengelola bisnis di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Susi pun mengatakan, dirinya tidak pernah mengalami krisis sehebat saat ini. Pasalnya, di masa krisis moneter 1998 dulu, justru menjadi titik mula kesuksesan bisnis seafoodnya. Susi mengatakan, kala itu dirinya justru beruntung karena bisa mengekspor seafood dengan mata uang dollar.

“Pandemi ini sangat buruk untuk dunia bisnis. Saya tidak pernah mengalani krisis sehebat ini. Saat krisis 98 dulu justri menjadi angin segar karena saya mengambil kesempatan untuk melakukan ekspor seafood, pendapatan saya dalam mata uang dollar kala itu,” ujar Susi dalam video conference, Jumat (5/6/2020).

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, akibat pandemi bisnis maskapai penerbangan perintisnya kini tengah berhenti beroperasi.

Pasalnya, pembatasan dan penutupan akses bandara di hampir seluruh wilayah di Indonesia membuat armada yang ia miliki saat ini tak bisa terbang.

“Dari 180 penerbangan sehari, kini tidak ada sama sekali (penerbangan Susi AIr). Saya harus melakukan restrukturisasi pegawai, memikirkan biaya setiap pekan, setiap bulan,” ujar Susi.

Dirinya pun menceritakan, awalnya di bulan Januari hingga Februari telah berencana untuk melakukan ekspansi bisnis. Kala itu, Susi Air membuka lowongan untuk 200 orang. Namun ternyata, iklim bisnis berubah sangat cepat akibat pandemi. Susi yang kala itu masih di Jakarta pun memutuskan untuk kembali ke Pangandaran.

“Dan saya mulai melihat dunia usaha yang mulai berguguran, saya pun mengisi waktu untuk membaca, mendengarkan, iklim usaha sudah kolaps. Di April, (pesawat) di setiap bandara mulai tidak bisa terbang kemana-mana, hingga akhirnya Jakarta berhenti sama sekali,” ujarnya.

Untuk itu, pihaknya pun mengatakan kepada seluruh pelaku usaha yang saat ini sedang dihadapkan pada keadaan sulit untuk tetap fokus dan tidak panik.

Jika memang skenario terburuk terjadi, para pelaku usaha harus bisa jujur kepada pegawai atau pihak-pihak yang bekerja sama dengannya.

“Kita harus berpikir skenario apa yang harus dilakukan untuk survive dalam dua bulan, enam bulan, hingga setahun. Memangkas ini dan itu, melakukan ini dan itu, jangan membelanjakan ang untuk hal-hal yang tidak perlu,” ujar Susi. “Saya harus merumahkan karyawan, menutup kantor cabang. Apa yang saya lakukan? Saya berbica kepada para karyawan apa yang terjadi, saya terbuka. Namun jika ada yang tidak puas dengan apa yang saya lakukan, ya itu risikonya,” jelas dia.

Narasumber : https://money.kompas.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *