Direktur Utama Perum Perindo Farida Mokodompit mengatakan untuk menunjang penguatan bisnis, inovasi yang akan dilakukan adalah penambahan teknologi. “Misalnya di pengolah jasa alat labuh, itu kan masih manual semua, ke depan ini sudah digitalisasi,” kata Farida kepada Bisnis, dikutip Kamis (6/2/2020).

Menurut Farida digitalisasi sangat dibutuhkan agar menambah keakuratan pelaporan. Termasuk dalam penyerapan produksi perikanan, lanjutnya, perlu ada data base yang dapat menunjukan daerah-daerah yang memiliki potensi perikanan terbesar.

“Supaya kita bisa ambil dan harga tidak drop. Itu kami inovasi dengan teknologi, saat ini kami sedang mencoba membuatnya. Sehingga ada kombinasi lini bisnis ini dengan teknologi,” kata Farida.

Tahun ini Perindo menargetkan  produksi ikan dan hasil laut sebanyak 28.500 ton. Angka tersebut baru 0,25 persen dari target produksi nasional 15,44 juta ton. Target produksi 28.500 ton ini terdiri dari target perdagangan ikan dan hasil laut sebanyak 25.003 ton, tangkapan 2.013 ton, dan budi daya 1.484 ton.

“Sekitar 25.000 ton produksi untuk  perdagangan lokal, sehingga sekitar 3.000-an ton diekspor,” jelasnya.

Farida menjelaskan hasil produksi telah diekspor ke beberapa negara seperti Jepang, Vietnam, China, dan Taiwan. Hingga saat ini ekspor ke Jepang masih mendominasi dibandingkan dengan negara-negara lainnya.  “Malahan Jepang sedang meminta ke kami tahun ini 1.000 ton ikan tuna, itu hanya dari satu buyer,” lanjut Farida.

Narasumber : https://ekonomi.bisnis.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *