PELATIHAN DARING TENTANG GENETIK SAPI PEDAGING LOKAL
Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Sugiono, mengapresiasi pelatihan genetik sapi pedaging lokal dan mengharapkan pelatihan ini dapat diaplikasikan di lingkungan peternakan sapi pedaging di Tanah Air untuk kemajuan penyediaan daging sapi di masa mendatang.
Pada kesempatan tersebut, pelatihan diikuti 127 peserta dari berbagai kalangan pengusaha/peternak sapi pedaging lokal, cendikiawan peternakan, pengurus organisasi  peternakan sapi pedaging dan pemerintah, serta menampilkan narasumber Pakar Genetika Perbibitan UNE, Prof Julius van der Werf dan Lektor School of Environment and Rural Science UNE-Australia, Dr Samuel Clark.
Prof Julius mengemukakan tentang Indonesia Genetics Project dan Training and Implementation yang menyangkut susunan program pelatihan, yaitu prinsip dan teori program perbibitan serta konsepnya tanpa formula, penerapan teori di lingkungan lokal (studi kasus terkecil dan diskusi), studi kasus lengkap untuk pengembangan yang memungkinkan bagi sapi potong lokal, serta pembuatan blueprint-nya.
“Pentingnya perubahan genetik untuk mendapatkan sapi pedaging unggul lokal baru, yaitu mencari sapi pejantan terbaik. Ada satu tingkatan program pembibitan yaitu lakukan seleksi terhadap beberapa keturunan pejantan lokal (200 ekor), maka akan didapat keturunan pejantan lokal unggul baru (10 ekor), demikian pula lakukan seleksi terhadap keturunan induk betina lokal (200 ekor), maka akan didapat keturunan induk betina lokal unggul baru (500 ekor), sehingga percepatan pengembangan sapi pedaging lokal diharapkan mudah tercapai,” tegasnya.
Ia menyebut, pelatihan direncanakan secara bertahap mulai pertengahan Juli 2021 sampai Mei 2022 mendatang, akan dibagi paket pelatihan genetik sapi pedaging lokal dalam beberapa sesi, yaitu intro and breeding objective menyangkut bagaimana sifat biologi dan nilainya (selama 3 minggu), kemudian genetics evaluation menyangkut estimasi/perkiraan calon sapi pedaging bibit unggul (selama 5 minggu, termasuk multiple trait selection), lalu design and optimization of breeding programs menyangkut sapi pedaging mana yang lolos seleksi jadi bibit unggul dan yang pantas dikawinkan serta memperhitungkan invest/modal yang dibutuhkan dan genomik/repro-teknologi (selama 3 minggu). Kemudian akan dibuatkan lectures dan excersices dari berbagai studi kasus yang diperoleh.
Sebagai kesimpulan, Prof Julius merinci beberapa segi yang perlu disadari, yaitu bahwa pembibitan ternak adalah campuran antara teknik dan isu pengetahuan terkait ternak saat itu (ekonomi, statistik, genetik, biologi). Bersumber dari matriks/kerangka masalah yang dialami farm/peternakan pada periode tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *