Pembangunan Peternakan Untuk Perkuat Ketahanan Pangan Dan Akselerasi Ekspor
Pembangunan Peternakan Untuk Perkuat Ketahanan Pangan Dan Akselerasi Ekspor

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan bahwa arah pembangunan peternakan dan kesehatan hewan saat ini fokus untuk memperkuat ketahanan pangan dan mengakselerasi ekspor pertanian. Hal itu dilakukan melalui peningkatan pemanfaatan KUR dan investasi dalam mewujudkan pertanian maju, mandiri dan modern.

“Diperlukan SDM yang tangguh, berintegritas, inovatif dan tanggap akan perubahan dalam pembangunan pertanian,” ungkap Mentan SYL saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Jabatan Fungsional Lingkup Peternakan dan Kesehatan Hewan di Medan, 20/02/2020.

Mentan SYL menegaskan selama lima tahun ke depan fokus utama Kementan adalah pengembangan komoditas strategis melalui peningkatan produksi komoditas utama 7% per tahun, penurunan losses dari 12% menjadi 5%, Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) atau peningkatan ekspor 300%, dan pemanfaatan KUR pertanian Rp. 50 Trilyun per tahun.

Kementan juga menargetkan pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) 7.879 unit pada tahun 2024, penambahan petani milenial berjiwa entrepreneur 500.000 pemuda per tahun, penurunan daerah rentan rawan pangan dari 18% menjadi 10% pada tahun 2024, dan penurunan prevalensi stunting menjadi 14% di tahun 2024.

“Untuk suksesnya pembangunan pertanian, harus dibuat program prioritas, dan fokus dalam pelaksanaanya. Hal ini juga perlu didukung dengan adanya Agriculture War Room (AWR),” kata Mentan SYL.

Terkait strategi pengembangan sapi dan Kerbau, menurut SYL perlu diarahkan pada struktur hulu yakni kearah pembibitan dan pengembangbiakan melalui program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan). Pada tahun 2020 ini Kementan menargetkan adanya akseptor 5,8 juta ekor dan target kelahiran sebanyak 4 Juta ekor.

“Kita juga akan mengusahakan adanya impor betina produktif dan pejantan. Ternak ini direncanakan untuk dibagikan kepada peternak. Dengan program ini, dalam 3 atau 4 tahun ke depan, impor bakalan atau daging kita tidak lebih dari 10% dari kebutuhan nasional,” ungkap SYL.

Hal ini menurutnya merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden untuk segera meningkatan populasi sapi secara nasional dengan memberdayakan peternak lokal.

“Presiden memberikan perhatian terhadap sektor peternakan, dan meminta solusi yang tepat agar kita mampu meningkatkan ketahanan pangan,”tambah SYL.

Terkait dengan hal ini, SYL memerintahkan agar dilakukan persiapan yang baik untuk mekanisme di lapangan, agar apa yang kita targetkan menjadi kenyataan, yakni kesiapan peternak, pakan, pencegahan penyakit, pengendalian pemotongan betina produktif, sampai pemasarannya harus terencana dengan baik.

Strategi Pembangunan Peternakan

Sementara itu, sesuai arahan Mentan SYL, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita terus mendorong gerakan peningkatan tiga kali ekspor atau Gratieks melalui penguatan skala ekonomi dan kelembagaan peternak.

Menurutnya, Kementan akan terus memberikan pendampingan dalam rangka menjaga kontinuitas supply dari peternak guna pemenuhan permintaan pasar, termasuk menjaga komitmen pelaku usaha dalam melaksanakan ekpor komoditas peternakan.

“Kita terus perkuat kelembagaan peternak untuk mengakses informasi, teknologi, permodalan pengolahan dan pemasaran serta mendorong pelaku usaha untuk memiliki sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) untuk penjaminan keamanan pangan produk peternakan di pasar internasional,” jelas Ketut.

Ia juga membeberkan serangkaian kebijakan pendukung, antara lain mendorong pola kemitraan, pengembangan pola integrasi ternak tanaman seperti integrasi sapi-sawit, fasilitasi KUR untuk sektor peternakan sebesar 9,01 Trilyun pada tahun 2020; peningkatan investasi bidang peternakan 3,80 Triliun, pengembangan UMKM sebanyak 700 unit, dan penumbuhan peternak milenial sebanyak 60.000 orang

“Terkait KUR, berdasarkan data Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) per 12 Februari 2020, pemanfaatan KUR bidang peternakan pada bulan Januari 2020 mencapai 0,45 Trilyun atau 5% dari yang ditargetkan untuk bidang peternakan, dan 25% dari realisasi KUR sektor Pertanian,” pungkasnya.

Narasumber : http://ditjenpkh.pertanian.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *