Bantuan pakan ternak dari Kementerian Pertanian (Foto: Istimewa)

Pemandangan tenda-tenda terpal biru tampak di Lapangan Desa
Gumantar, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara, NTB. Lapangan tersebut menjadi
posko pengungsian yang dihuni warga, pasca Lombok diguncang gempa berkekuatan
magnitudo 7.0.

Asbirin (30), salah satu warga yang mengungsi ke posko dengan
membawa serta ternak-ternaknya. Pekerjaan Asbirin adalah pengadas, yaitu
pemeihara hewan ternak milik orang lain. Dua kali sehari, Asbirin memberi pakan
tiga ekor sapi dan enam ekor kambing peliharaannya.
“Sapi dan kambing harus ikut mengungsi. Kalau ditinggal,
khawatir dicuri orang,” ujar Asibin, warga Dusun Montong Gedeng, Desa Gumantar,
seperti dikutip dari Harian Kompas, Senin (13/8/2018).
Pascagempa warga merasa was-was, ternak mereka dicuri orang.
Di posko pengungsian, di lapangan Desa Gumantar terdapat 13 orang pengadas yang
membawa 27 ekor sapi.
Kini sapi dan kambing adalah harapan mereka yang tersisa. Karena
selain kehilangan rumah, harta benda lain pun tak ada.
Ketua Umum PB-PDHI Dr drh Heru Setijanto, menanggapi kabar
pencurian ternak milik warga terdampak gempa di Lombok. “Kasus seperti ini,
dapat memetik pelajaran Satgas Siaga Gunung Agung, jadi harus ada koordinasi
antara BPBD, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan atau Dinas terkait untuk
mengamankan ternak-ternak milik warga,” tutur Heru yang dihubungi Infovet melalui
pesan Whatsapp, Senin (13/8/2018).
Informasi yang dirangkum Infovet, Selasa (14/8/2018), wilayah
terdampak gempa di Kabupaten Lombok Utara (KLU) berada di 4 kecamatan yaitu Tanjung,
Pemenang, Gangga, Kahyangan, sedangkan di Kabupaten Lombok Timur berada di 3
Kecamatan, yaitu Sembalun, Sambelia dan Pringgabaya.
Melalui sambungan telefon, Infovet hari ini juga menghubungi
Ketua Satgas PKH Peduli Gempa, Drh Wayan Masa Tenaya PhD.
“Saat ini  kita sudah membantu
menyerahkan 16 ton lebih pakan konsentrat dan 4 ton pucuk tebu untuk sapi di
Lombok Utara dan Lombok Timur,” katanya.
Lanjutnya, hingga sekarang juga masih berlanjut identifikasi
jumlah sapi terdampak serta menurunkan bantuan berupa pakan lagi. “Kami jumpai
di lapangan  juga ada usulan pakan untuk
ayam ras,” ungkap Wayan.
Menurut Wayan, secara umum kondisi ternak di kawasan
terdampak masih aman, tidak ada yang sakit atau mati. Kendati demikian,
terdapat keluhan warga yang mengaku kehilangan ternak sapi. “Saat ini kasus
tersebut masih didalami oleh pihak yang berwajib,” tandasnya.
Pada kesempatan lain, dihubungi Infovet yakni Dr Ir Tanda
Panjaitan MSc Phd dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB yang menyatakan
kondisi kandang sapi betina milik kelompok peternak Ngiring Datu di Dusun Karang
Kendal, Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara tidak ada kerusakan.  
Kondisi kandang sapi betina di Dusun Karang Kendal tidak rusak. (Foto: Istimewa)

“Keseluruhan jumlah ternak di Dusun Karang Kendal sebanyak 300
ekor, 40 ekor anak dan selebihnya dewasa yang terdiri dari induk mencapi 100
ekor dan sisanya adalah jantan penggemukan,” ungkap Tanda.

Imbuh Tanda, berdasarkan kunjungan beberapa hari kemarin di Dusun
Telaga Maluku Desa Rempek, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, terdapat laporan
warga yang menyebutkan bahwa ternaknya ada yang mulai sakit. ***(NDV)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *