Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam menjamin ketersediaan suplai benih kakap putih sebagai pusat kawasan budidaya nasional.

Kepala (BPBL) Batam, Toha Tusihadi, mengatakan selain menjamin suplai benih, pihaknya juga akan melakukan diseminasi dan pendampingan teknologi budidaya.

Langkah awal yang akan dilakukan, yakni memberikan dukungan benih, dan membangun pola segmentasi penyiapan benih. BPBL Batam juga mendukung upaya merevitalisasi UPTD Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Selat Panjang yang dilakukan oleh Pemkab Kepulauan Meranti dengan melakukan pendampingan pelaksanaan rehabilitasi sarana dan prasarana serta pendampingan teknologi produksi benih.

“Penyediaan benih untuk mendukung pengembangan kawasan siap kami penuhi. Tim BPBL Batam telah menyiapkan tenaga pendamping, sehingga BBIP Selat Panjang mampu memproduksi benih secara mandiri,” kata Toha melalui keterangan resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang diterima Bisnis, Senin (10/20/2020).

Dalam penjelasannya, Toha menyampaikan bahwa pengembangan pusat kawasan budidaya laut di Kepulauan Meranti akan didorong melalui pola segmentasi usaha. Pola ini dibangun dengan harapan
bahwa kedepannya akan terbentuk suatu kawasan budidaya laut yang mandiri.

Segmen pertama adalah produksi benih 0,8 cm. Saat ini, benih 0,8 cm masih mengandalkan produksi dari BPBL Batam. Mulai 2020, BPBL Batam akan mendampingi BBIP sehingga nantinya untuk kebutuhan benih mampu dipenuhi dari balai ini.

Segman kedua, produksi pendederan di tambak oleh koperasi/Pokdakan produsen benih. Tugas dari Pokdakan adalah memproduksi benih ukuran 8 cm (siap tebar di KJA) dari benih ukuran 0,8 cm.

Pada segmen ini telah dilakukan penebaran perdana sebanyak 100.000 ekor dengan targetkan produksi benih ukuran 8 cm minimal 40.000 ekor. Kami menargetkan pada 2020 ini ada 3 siklus penebaran. “Nantinya dari pembesaran KJA dapat mencapai paling tidak 20 ton dan tenaga kerja yang terlibat diperkirakan minimal 50 orang, beber Toha.

Segmen ketiga, usaha pembesaran di Karamba Jaring Apung (KJA). Hasil produksi dari tiga siklus penebaran ini diproyeksikan mampu menghasilkan ikan konsumsi sebesar 40 ton sampai 60 ton.

Sementara itu, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau, telah mengalokasikam Rp1 miliar untuk mewujudkan Meranti sebagai pusat kawasan budidaya kakap putih nasional.

Narasumber : https://ekonomi.bisnis.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *