Awalnya adalah rasa gurih tahu rebus (boiled tofu) yang membikin Kikunae Ikeda penasaran. Profesor kimia di Tokyo Imperial University itupun melakukan berbagai eksperimen untuk menemukan sumber rasa dasar ke-5-selain manis, asam, asin dan pahit-yang disebut umami itu.

Ikeda pun menemukan bahwa rasa gurih itu bersumber dari asam glutamat. Rasa ini umumnya ditemukan pada rumput laut, keju, tahu, tempe, dan termasuk pada air susu ibu.

Ikeda kemudian mengembangkan produk penyedap rasa baru dan mematenkannya pada 1908 dengan sebutan monosidium glautamat (MSG) atau bumbu umami.

Bersama Saburosuke Suzuki, Ikeda mulai memasarkan produk dengan merek Aji-No-Moto yang menjadi fondasi dari perusahaan global Ajinomoto Group hingga saat ini.

Kisah awal perjalanan dan setiap tahapan pengembangan bisnis Ajinomoto Group itu kini bisa dinikmati masyarakat umum melalui Ajinomoto Visitor Center yang ada di pabrik mereka di Karawang.

Dengan berbagai tampilan multimedia dan fasilitas edukatif, masyarakat atau konsumen pun bisa mengetahui beragam jenis produk dan proses produksi PT Ajinomoto Indonesia, anak usaha Ajinomoto Group yang hadir di sini sejak 1969 atau 50 tahun lalu.

Direktur PT Ajinomoto Indonesia, yang juga menjabat Kepala Pabrik Karawang, Samsul Bakhri menjelaskan Ajinomoto Visitor Center itu baru saja diresmikan pada Juli 2019 lalu untuk memeringati 50 tahun kehadiran perusahaan di Indonesia.

“Ini merupakan fasilitas tur yang dipersembahkan kepada masyarakat umum untuk mengungkap rahasia dapur Ajinomoto bertajuk Recipe of Deliciousness,” katanya di sela-sela kunjungan awak media ke pabrik Ajinomoto di Karawang, Kamis (3/10/2019).

Dia mengatakan masyarakat umum bisa mengunjungi fasilitas tersebut secara berkelompok dua kali seminggu, yakni pada Selasa dan Kamis. Untuk sekali kunjungan, kelompok bisa beranggotakan 100 orang.

Fasilitas ini pun terbuka bagi pelajar atau komunitas tertentu. Syaratnya, hanya mendaftarkan rencana kunjungan itu melalui laman resmi Ajinomoto Indonesia.

“Untuk umum bisa, pelajar juga boleh. Tidak ada batasan usia, tetapi untuk anak kecil tetap harus didampingi,” ujarnya.

Samsul mengatakan fasilitas ini juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat. Apalagi, seringkali masyarakat masih cenderung mempercayai anggapan bahwa produk penyedap tambahan bisa berdampak buruk pada kesehatan.

Padahal menurutnya, produk penyedap tambahan atau umami itu sepenuhnya aman dan berasal dari tumbuh-tumbuhan.

“Ada edukasi terkait produk dan kontribusinya pada penerapan gizi seimbang. Apa yang dipikirkan tentang MSG itu tidak benar, sebab berasal dari asam glutamat, asam amino penyusun protein.”

Samsul mengatakan saat ini Ajinomoto Visitor Center belum ada di fasilitas pabrik lainnya di Mojokerto, Jawa Timur. Kendati begitu, dia mengatakan masyarakat tetap bisa melakukan konjungan ke kawasan pabrik untuk melihat secara dekat proses produksi.

Adapun, kunjungan ke Ajinomoto Visitor Center akan diawali dengan menonton cuplikan Eat Well Live Well di main hall fasilitas tersebut. Sejumlah informasi edukatif tentang produk dan kandungannya, serta kaitannya dengan kesehatan ditampilkan dalam tayangan dengan bimbingan pembicara khusus.

Memasuki exhibition area, pengunjung akan masuk ke zona satu yang dilengkapi Teater Umami dengan layar besar berukuran 100 inci. Pengunjung bisa menonton kisah perjalanan awal Profesor Ikeda menemukan umami dan perkembangan Ajinomoto Group dengan beragam produknya di berbagai negara.

Di zona kedua, pengunjug dapat menikmati tampilan 3D projection mapping proses produksi MSG Aji-No-Moto. Selanjutnya, zona terakhir akan menampilkan beragam informasi mengenai program Ajinomoto Indonesia terkait dengan pengembangan gizi dan kuliner.

“Dengan beragam fasilitas berteknologi terbaru ini, kami menyambut mayarakat umum untuk mengunjungi Ajinomoto Visitor Center,” kata Samsul.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *