Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan terbuka untuk menjalin kerja sama dengan salah satu BUMN Perum Perikanan Indonesia (Perindo) untuk mendukung industri perikanan dalam negeri.

Dalam pertemuan dengan jajaran direksi Perindo di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis lalu, Edhy menyampaikan agar Perindo melihat peluang yang ada untuk bekerja sama dengan KKP memajukan industri kelautan dan Perikanan Indonesia.

Salah satunya, mengembangkan penyediaan benih untuk budidaya perikanan. Hal ini mengingat masih banyak pembudidaya yang mengeluhkan tentang harga pakan yang mahal, sehingga memberatkan usaha mereka.

Saat ini, Perindo memiliki pabrik pakan ikan dan pakan udang dengan produksi 30 ton/jam di Subang, Jawa Barat. Perindo juga masih memiliki lahan yang dapat digunakan untuk pengembangan sektor budidaya.

Edhy juga mengarahkan agar Perindo mengembangkan benih pakan yang memperhatikan kebutuhan para pembudidaya. Dia mengatakan hal ini akan menghidupkan usaha budidaya yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Dengan begitu, kedua belah pihak pun akan sama-sama diuntungkan.

“Jangan diperes karena mereka itu harus hidup. Jangan juga mereka diwadahi, sementara mereka tidak bisa tumbuh. Dengan pertumbuhan mereka semakin besar, semakin banyak yang mereka bisa perbuat,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Sabtu (9/11/2019).

Edhy menambahkan sudah sewajarnya BUMN sebagai tangan kanan negara berperan mengedepankan pemberdayaan masyarakat, di samping mengejar laba perusahaan.

“Memang ini kelebihan BUMN. Kalian menjalankan Undang-Undang BUMN yaitu untuk memacu ekonomi. Selain itu, menyerap lapangan pekerjaan,” katanya.

Lebih lanjut, KKP terbuka untuk bekerja sama dengan Perindo dalam program-program yang sejalan. Meskipun begitu, dia menekankan agar Perindo bekerja secara profesional dan tidak melimpahkan pekerjaan tersebut kepada subkontraktor.

“Tetapi, kami maunya profesional, jangan nanti disubkon. Boleh kalian memberdayakan pembudidaya di daerah yang kualitasnya bagus, tetapi jangan ditinggal begitu saja dan terima beres. Kalian advokasi, pengawasan langsung ke lokasi,” pintanya.

Selanjutnya, Edhy pun mengingatkan agar Perindo terus mengoptimalkan operasionalisasi Pasar Ikan Modern (PIM) yang telah dibangun di sejumlah kota di Indonesia. “Saya mau Pasar Ikan Modern itu benar-benar bermanfaat. Selain untuk mengakomodir pasar ikan dari lapangan, juga bisa dimanfaatkan untuk kuliner,” katanya.

Dia menekankan agar pusat kuliner yang menjadi salah satu fasilitas PIM diperhatikan kebersihannya. Dengan begitu, diharapkan PIM dapat menarik minat semakin banyak pengunjung.

Sementara itu Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Agus Suherman menambahkan saat ini Perindo merupakan pihak pengelola PIM Muara Baru, Jakarta Utara.

PIM yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 13 Maret 2019 ini dan diserahkan pengelolaanya kepada Perindo sejak 14 Agustus 2019 melalui penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara KKP dan Perindo.

PIM Muara Baru yang dibangun KKP ini terdiri dari 894 kios basah (wet market) dan 155 kios kering (dry market). Selain itu, PIM juga dilengkapi oleh fasilitas pendukung lainnya yakni cold storage, food court, ruang pengepakan, Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL), klinik, ATM, ruang pertemuan dan masjid.

Narasumber : ekonomi.bisnis.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *