WASPADA HAMA PEMBAWA PENYAKIT PADA HEWAN DAN MANUSIA

Untuk menekan anggapan yang kurang baik itu dan mencegah ternak maupun pekerjanya terjangkit penyakit, maka sudah sepatutnya pengusaha peternakan rutin dan kontinu menjaga kebersihan lingkungan, termasuk pengendalian hama.

Kata hama memang sering didengar utamanya di sekitar peternakan. Namun masyarakat termasuk peternak belum banyak mengetahui kehidupan maupun bahayanya. Padahal ini sangat penting untuk meminimalisir masalah yang timbul di kemudian hari. Diperlukan Integrated Pest Management yang merupakan strategi bijaksana dengan menggunakan berbagai macam metode seperti fisika, mekanika, kimia, biologi, kebiasaan dan penyuluhan untuk menanggulangi hama dengan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Menurut Aardwolf Pestcare (2006), hama merupakan makhluk hidup yang keberadaannya mengganggu/merugikan kehidupan manusia. Kehadiran hama akan mengakibatkan kerusakan, gangguan, timbulnya penyakit, terjadinya hal yang bertentangan dengan peraturan dan rasa takut. Sedangkan New York State Agriculture & Markets (2006), menyebut 33% penyebab kerusakan oleh hama dialamatkan pada serangga dan tikus.

Hama pun dikelompokan menjadi empat macam yaitu, 1) Disease Bearing Pests/Vector (lalat, nyamuk, kutu, tikus). 2) Stored Product Pests (kecoak, kumbang, gegat tepung Indian). 3) Structural Pests (semut kayu, tawon kayu, rayap). 4) Wildlife Intruders (tikus, burung pembawa hama, ular, cicak).

Berdasarkan masa aktifnya hama dikelompokkan menjadi, 1) Diurnal Pests yang aktif diwaktu siang, seperti lalat, nyamuk dan semut. 2) Nocturnal Pests yang aktif di malam hari, diantaranya tikus, kecoak, nyamuk Culex, nyamuk Malaria, cicak dan ular.

Mengapa Ada Hama?
Pentingnya mengetahui mengapa hama bisa sampai berada di lingkungan agar dapat melakukan pencegahan di titik-titik yang memberi peluang datangnya hama. Berdasarkan hasil pengamatan mendalam, ternyata hama hadir karena tersedianya air, makanan, lingkungan yang hangat, hingga menjadi tempat singgah (shelter) yang nyaman. Hama bisa datang sendiri (self entry) atau terbawa alat transportasi (lihat Bagan 1).

Bagan 1: Faktor dan Akses Masuknya Hama
 

Untuk memutus lingkaran penyebab hadirnya hama di lingkungan (rumah, kandang/farm, gudang dan lain sebagainya), maka perlu secara disiplin dalam menjaga lingkungan (bersih dan rapih), membiasakan diri membuang sampah/ceceran makanan atau pakan ternak pada tempatnya, kemudian memelihara alat monitoring (alat deteksi hama) dan menutup akses masuknya hama (pintu, jendela, plafon, lubang angin, saluran dan lain-lain).

Mekanisme Penularan Penyakit Melalui Hama
Hewan/manusia berperan sebagai induk semang (host) dari bakteri patogen yang menular bisa melalui gigitan vektor yang dapat menyebabkan penyakit. Oleh karena itu hewan yang berperan sebagai induk semang maupun vektor, perlu dihambat akses masuknya dan dibasmi perkembangbiakannya.
Bagan 2: Berbagai Elemen Penularan Penyakit
 
Cara Pengendalian Hama
• Lalat. Pengendalian bisa dilakukan untuk area luar dengan cara pengumpanan, hot fogging, spraying. Sementara untuk area dalam bisa dilakukan sparying alkohol 70% dan memasang AFC (Aardwolf Fly Catcher/alat penangkap lalat).
• Tikus. Untuk area luar dengan cara meracuni dengan kotak ATRB, teknologi antikoagulan (anti pembekuan darah tikus) yang mematikan dalam tiga hari. Untuk anak tikus bisa dengan menggunakan lem atau perekat untuk tikus.
• Semut. Pengendalian untuk area luar menggunakan penyemprotan peptisida. Untuk area dalam menggunakan penyemprotan alkohol 70%, menutup akses memakai sealant, menyedotnya memakai vaccum atau memasang perangkap lem.
• Nyamuk. Pengendalian bisa dilakukan dari area luar dengan hot fogging, spraying peptisida dan larvacide. Untuk areal dalam dengan cold fogging (khusus kantor) dan memasang AFC (alat penangkap nyamuk dan lalat).
• Kecoak. Pengendalianya bisa dengan melakukan pengasapan dan penyemprotan peptisida. Untuk areal dalam dengan cold fogging, pemberian umpan racun, penyemprotan alkohol 70%, penyedotan memakai vaccum atau memasang perangkap lem.
• Burung liar. Untuk area luar memasang kawat burung di lubang-lubang yang memungkinkan burung masuk dan untuk areal dalam memasang jaring perangkap burung liar.
• Rayap dan Tawon. Pengendaliannya bisa dilakukan penyemprotan dengan larutan soda api atau dengan larutan anti rayap.
Karena itu, keberadaan hama tidak bisa dianggap remeh karena dapat menimbulkan kerusakan, kerugian, gangguan kesehatan dan lain sebagainya.
Cara penanggulangan hama yang paling baik adalah dengan mencegah hama masuk melalui akses dan meminimalkan ketersediaaan air, makanan dan tempat tinggal bagi hama.
Kebersihan dan kebiasaan yang baik (membuang sampah pada tempatnya, mencuci bekas pakan/minum, mengepel lantai dan lain-lain) sangat membantu untuk mengurangi hama. Sebab, mencegah lebih baik dan lebih murah dari pada mengobati. ***
Ditulis oleh:
Ir Sjamsirul Alam
Praktisi peternakan, alumni Fapet Unpad

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *